Senin, 23 Januari 2012

PENERAPANPERANGKATPEMBELAJARANBERBASIS
}IODEL STAD BERMEDIA CD INTERAKTIF PADA MATERI
GEOMETRT BIDANG DATAR
Muhtaromt, Intan Indiatiz
t,t progrum Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang
Il. Sidodadi Ticrur No. 24 Semarang
Abstrak
Jurnal hasil penelitian ini beriudul "Penerapan Perangkat Pembelajaran berbasis
t:del srAD bermedia co tnteratety pada Materi Geometri Bidang Datar"- Permasalahan
,-g-iiriA dalam penelitian ini' idatah "Apakah prestasi matematika siswa dengan
ynbelajaran model Sf,qiD iermedia CD Interaiaif tebih baik daripada prestasi siswa dengan
';b;;i;i;r:r, model srAD; Apakah prestas-i matemsrikg siswa yang memiliki persepsi tinggi
c:ih baik daripada ,i,*o 'yo,g memiliki persepsi seda1tT. at.au
'ren.dah,
dan prestasi
n:tematika siswa yang *,i*itit'i'p"'epsi sedan.g iebih baik daripada siswa yang !'y!i!j
w-sensi rendah; ,qpot an i"ln'eiian piestasi beliia, morematika siswa dengan model STAD
' r* *5i,
"
AOh, r: rtri, i, i*go" m o def Sf,q D kr gant u n g p a d a p e r s ep s i s isw a " -
Dari hasil prn"j:iii, dkimpulkan uara tlih terdapat pengaruh yang signifikan
rJara model p"*trtaioro, STAD iengan media CD interaktif dan STAD terhadap prestasi
-rrtii,
iiraiplot prrLeioon prestasi 6elaia-r .sisv-a
sr,tafa siswa yang memput|yai kategori
itrsepsi tinggi, sedang ioi '"ndol''
Tidak te'it::t interaksi yang signifikan antara
icnggunaanmodelpembelaio,oy.dolkategoriperse:':isisv,a.kepadagurumatematika.Hasil
t;i lanjut pasca ancNe mininiukkan bahwi prestasi ntematika siswa yang nemiliki persepsi
ttsgi lebih baik daripaii i"ii't ii"iatika s:17,i.'-TI-::::::::i::^T::;o:::,"H
Xih:,":;;;;:;^;;;,";;;,;;;;;;-;k*; w"s men;!:'s.periepsi sedang tebih baik daripada
''€stasi
matematika ,ir*i" yi"is memnkr pirsepsi 'eniah' Tt!:k (: t::::"f:^::i:y:l:!:
y":#'#:;':;;';;;;:,;;;;;;;;'iifr-r'iig1" persepsi tinggi prestasi betajarnvo tebih
,ws;4, :d{a;r:i; ;s"is0wa!r yiaixng,i i*"",*r"it ii *Z'"gori persep.i ""'ng y"!" ,Yl:"-.!:!:'::!f:: f::'::;,
1"gi ;riryi." kes.imy,tr;< iahv,a siswa yang memitiki kategori
';;;';;;;si prertoii t"'t''i;'ii" tebih baik dr; :'s'+'a vang memiliki kategori persepsi
tEs3t7g.
t-a kunci : STAD dengan media, Persepsi' Prut;s: E:'siar Matematika'
Pendahuluan
Gurumasihmenjadisatu.satunyas__:":::eiajarbagisiswa.sementaraitu
r.]mber belajar lainnya belum dimanfae-*';- '-;'::a optimal untuk meningkatkan
:-. :ktifitas pembelajaran. Menurut Soleh ( i i': !
:-:.r dibanding sumber belajar lainnla C-:-
,*:..-ber belajar lainnya agar sesuai de::'-
r :,al tersebut disebabkan kelebihan
:: ." mampu mengkondisikan semua
::=:.:ingan dan kemamPuan sisrva'
Menurut Schramm (1984: 386) komputer memiliki. kemampuan yang lttet
dibandingkan media lainnya. Komputer lebih mampu menghasilkan jenis bolqlff
interaktif yang baik sekali antara guru dan siswa. Misalnya, komputer lebih rnw
lebih konsisten dari guru dalam mengadakan latihan praktek'
Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah terdapat
permasalahan. Terkait dengan karekteristik matematika, objeknya yang
konsep dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya yang
memanipulasi bentuk-bentuk membuat siswa seringkali mengalami kesulilntt' {
tersebut tidak semuanya bisa divisualisasikan dalam tiga dimensi yang bisn tl
dengan baik oleh siswa. Hal ini menuntut penggunaan peftga yang tepat' yon$
membantu siswa memahami konsep lung
diajarkan dan mampu
keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar siswa, serta mengatasi
yangada pada guru.
Kenyataan di lapangan, pada pembelajaran geometri' kecenderultgnll
terjadi guru menyampaikan konsep dengan pembelajaran ekspositori drtrt
mengoptimalkan alat bantu atau peraga yang ada' Siswa diminta untuk
konsep dan rumus-rumus yang telah dijelaskan guru' Hal ini menyebabkarr lt
kebermaknaan dalam proses pbmbelajaran yang dilakukan. Siswa tidak diljrth
berfikir dan beraktifitas untuk mendapatkan sendiri pengetahuan yang diingi
Penggunaan alat bantu pembelajaran untuk materi inipun terkadang masing
optimal dan kurang menarik perhatian, motivasi, keaktifan dan kreatifitas siswn
proses pembqlajaran yang pada akhirnya menyebabkan pembelajaran menjatll
efektif.
ditinjau dari persepsi sislva kepada guru matematika?"' Selama pelaksanaan
perangkat pembelajaran, peneliti ingin mengungkap:
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: bagaimana hasil
perangkat pembelajaran topik geometri bidang datar yang mengacu pada motlol n1 *rrrpuikan tujuan dan
l",nt{ruuh pembelajaran dengan model STAD bermedia CD Interaktif dan model
* lAl) tcrhadap prestasi belajar matematika
farpnrrrlr persepsi siswa kepada guru matematika terhadap prestasi belajar
ur'rll tr rr rl ika.
I'ar!,.rrrrrh interaksi antara model pembelajaran dan persepsi siswa kepada guru
al'tf ,'rrrrrIika terhadap prestasi belajar siswa.
l'uslaka
I'r'r'scpsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu
"rl
rrrr proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
,t,,r ry;r, llamun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut
.L,rrr tlan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Menurut Davidoff
I .'1,1) persepsi adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan datatrrrhl
kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita
rru'rryadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri. Sedangkan
l"w,ilz dan Orgel (dalam Bimo Walgito, 1992: 53 - 54) menyatakan bahwa
.r rrrr:rupakan proses yang integrated dalam diri individu.
s I'AD merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang paling
lrnrrr tlan merupakan sebuah pendekatan yang cocok untuk guru yang baru mulai
lurkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri
*-rrr|rrl komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis (tes), dan
lrr kclompok.
Fase-fase Pembela nK STAD
'lrvilsl slswa
I
rr;rkrrn informasi
I
L
i
til
il
i
l
i
Tingkah laku Guru
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Guru menielaskan kepada siswa Imana car
_)00 201
;::il
Nl,'111', t, Frtttt ,.t',tl\;ttt l;t',\\':t lt
1,,' rl:rl;rrrI l.r.lorrrpoli
k t'lonrpol' ln'l:r jirrl';
rsc -'1
Mcrnbimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase-5
Evaluasi.
Fase- 6
Memberikan penghargaan
rrrcrnbcntrrk kclornpok belajar dan membantu
kclonrpok agar melakukan transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yarrp
telah dipelajari atau masing-masing kelompoh
mempresentasikan has i I kerj anya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dnrr
ke
Perbedaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajarnrr
tradisional atau konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan konvensional
Tingkah laku Guru
konvensional
Prestasi belajar adalah hasit yang telah dicapai (dan yangl telah dilakukan,
rlikedakan). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
rrrcmperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara kesslurflthan sebagai hasil
pcngalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga
tlirnaksudkan untuk meucapai suatu tujuan tertentu. Keberhasilan tpencapaian tujuan
hclajar dapat diketahui dari perubahan yang dihasilkan.
I I ipotesis
Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian, dibual hipotesis:
;r. Prestasi matematika siswa dengan pembelajaran model STAD bermedia CD
Interaktif lebih baik daripada prestasi siswa dengan pembelajararF model STAD'
b. Prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi tinggi lelbih baik daripada
prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi sedang dan reilrdah, serta prestasi
matematika siswa yang memiliki persepsi sedang lebih baik - daripada prestasi
matematika siswa yang memiliki persepsi rendah.
c. Pada siswa yang memiliki persepsi tinggi dan sedang serta mengikuti model
pembelajaran STAD bermedia CD Interaktif mempunyai preastasi belaiar yang
lebih baik daripada siswa siswa yang mengikuti model perr-'nbelajaran STAD'
Sedangkan siswa yang memiliki pepersepsi rendah tidak ada - perbedaan prestasi
belajar yang mengikuti model pembelajaran STAD bermeadia CD Interaktif
maupun model pembelajaran STAD.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperiment€l semu' Tujuan
t'ksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang me€rupakan perkiraan
hagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
l,cadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau mtremanipulasi semua
variabel yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah semu ua siswa kelas VII
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efi sien.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
Menyampaikan materi
yang akan dipelajari
Menyampaikan informasi
secara lisan
Tidak menjelaskan pada
siswa bagaimana
berkelompok.
banyak
membimbing siswa kadangkadang
memberikan
jawaban soal
Ilvaluasi bersifat individual
fidak ada penghargaan
Ibrahim, dkk. (2000: l0)
Tingkah laku Guru
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang matcri
yang telah dipelajari atau masing-rnasing
kelompok mempresentasikan hasil kerjarrya.
Guru mencari cara-cara unfuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar inclivirlrr tlan
202
203
' .\rr,rlr..r', irl,lrrr
i\rr;rlrsi:; 'khir pc'elitian ini menggunakan Anava 2 jalan dengan sel tak sarnr
kemudian dilanjutkan dengan uji sceeffe untuk Ujiranjut pasca anava.
(semua perhitungan diatas akan diolah menggunakan paket olah data MINl,l,AH
versi 12).
Hasil dan pembahasan
L Analisis uji coba angket persepsi
Berdasarkan hasil uji coba angket persepsi disimpulkan bahwa seluruh butlr
angket valid dengan reliabilitas angket adalah 0,g15.
2. Analisis uji coba tes prestasi belajar
a. Validitas butir soal
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus r-product moment darr
dikonsultasikan dengan r tabel didapatkan bahwa seluruh butir soal valid.
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Dari perhitungan yang
dilakukan diperoleh 111= 0,636. Berdasarkan kriteria tingkat reliabilitas maka
hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen baik.
Daya pembeda soal
Hasil perhitungan diperoleh 20 soal yang diberikan, seluruh soal mempunyai
daya beda yang signifikan yaitu butir soal yang mempunyai daya beda sangat
baik sebanyak 3 butir soal, mempunya daya beda baik sebanyak l3 butir soal
dan sisanya mempunyai daya beda cukup.
Tingkat kesukaran soal
Dari hasil perhitungan diperoleh 20 soal yang diberikan didapatkan bahwa
butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran sukar sebanyak 3 soal, tingkat
kesukaran sedang sebanyak 9 soal dan sisanya mempunyai tingkat kesukaran
mudah
c. Penentuan instrumen penelitian.
Setelah instrumen diujicobakan dan dianalisis validitas tes, reliabilitas tes,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal maka seluruh butir soal digunakan
dalam penelitian ini.
Analisis data
a. Analisis awal
Uji normalitas kelas eksPerimen
Dengan
Ho : kelas eksperimen berdistribusi normal'
. Hr : kelas eksperimen tidak berdistribusi normal
SetelahdihitungdidapatkanoutputdengannilaiLhitung=0'143728'
L hitung = 0,l43728bukan anggota Daerah Kritis' maka Ho diterima'
Kesimpulan:datasiswakelompokeksperimenberdistribusinormal.
Uji normalitas kelas kontrol
Dengan
Ho : kelas kontrol berdistribusi normal'
Hr : kelas kontrol tidak berdistribusi normal
SetelahdihitungdidapatkanoutputdengannilaiLhitung:0,1342421.
L hitung = 0,1342421bukan anggota Daerah Kritis' maka Ho diterima'
Kesimpulan:datasiswakelompokkontrolberdistribusinormal.
Uji Homogenitas
Dengan
Ho : sampel berasal dari populasi ylrrg' homogen'
Hr : sampel berasal dari populasi yrrrrli lidak homogen
Setelahdihitungdidapatkanoutputtlcttllltttnilai/y'hitung=0.183.
/ hitung : 0.183 bukan anggota I)itcrrrlt Kritis' maka Ho diterima'
Kesimpulan : sampel berasal dari pr'lrrrl:rsi yang homogen'
c.
d.
I I
I
206
207
scrroslcr ll sMI' Ncgcri 2 Grobogan Tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian ,"rn,'I
kelas vII F sebagai kelas eksperimen dan keras vII G sebagai kelas kontrol I
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentnrl, f
angket dan metode tes.
l. Metode dokumentasi I
I
Digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan sebagai dasar untuk I
mengadakan penelitian lebih lanjut (Suharsimi, 2001: 135). Dalam penelitian inl i
dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang daftar nama-nama siswa kelnr
VII SMP Negeri 2 Grobogan Tahun pelajaran 201012011.
2. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner yaitu pengumpulan data dengan formulir yang
berisi daftar pertanyaan tertulis untuk mengetahui persepsi siswa terhadap guru
matematika. Sebelum digunakan, angket diuji validitas dan reliabilitasnya.
3. Metode tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data aklrir, yaitu skor post test setelah
treatment pada sampel. Daiam penelitian ini digunakan test objektif untuk
mengukur hasil belajar matematika yang dikenakan pada sampel.
Sebelum tes digunakan sebagai instrumen, terlebih dahulu diuji cobakan.
Tujuannya adalah untuk melihat item-item mana yang memenuhi syarat dan item
mana yang tidak memenuhi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2005 :69).
f=xy
Harga r*, yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel harga nilai r producl
moment dengan signifikansi 5%. Apabila tl ) t hbctrnaka butir tes valid
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus Alpha.
r'=[(( nn- r))fJ.[ 'I--'i7))
(Suharsimi Arikunto,2005 : 104)
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel harga nilai r product
moment dengan signifikansi 5%' Apabila tn ) t nbetmaka tes reliabel'
Daya pembeda soal
Daya beda soal digunakan untuk mengetahui suatu soal (perangkat tes),
apakah mampu membedakan hasil belajar antara siswa yang pandai dengan
siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu'
' D=BA -BB JA JB
Tingkat kesukaran soal
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik perlu diperhatikan juga tingkat
kesukaran soal.
- Jika jumlah testi yanggagalmaksimal mencapai 2TYotermasuk mudah.
-Jikajumlahtestiyanggagalantara2SYosampai72ohtermasuksedang'
- Jika jumlah testi yanggagal7}Yoke atas, termasuk sukar'
Setelah data terkumpul dari hasil pengurnpulan data kemudian dianalisis, yang
rneliputi analisis awal dan analisis akhir'
l. Analisis awal
Analisis awal yang digunakan dalam penclitian ini adalah analisis uji normalitas
dengan uji Liliefors, uji homogenitas dengart trii Bartlett, dan Uji Kesamaan Rata-
Rata.
c.
d.
'l
N ,. xY - (I x112 y;
N Z x' - (L x)' (t r Zv2 -(I 4'y
204 205
b.
I l;r 1., r..,t'rrrrlr;rrrgirrr
I )cngalr
Ho : kelas eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal sama.
Hv : kelas eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal tidak s.rrrc
Setelah dihitung didapatkan out put dengan nilai t hitung = l, g0
nilai t hitung : 1, 80 bukan anggota Daerah Kritis, maka Hc diterima.
Kesimpulan : kelas eksperimen dan kontrol mempunyai kemamprrrr,
awal sama.
Analisis Akhir
Data penelitian diolah menggunakan MINITAB versi 12, dan hasil'yrr
sebagai berikut:
Factor Type Levels Values
Model fixed 2 STAD STAD Media
Persepsi fixed 3 Rendah Sedang Tinggi
Analysis of Variance for NiJ_ai, using Adjusted SS
belajar siswa. Karena H6s ditolak, maka perlu dilakukan
anava.
lanjut pasca
3. Interkasi antara faktor model pembelajaran dan persepsi siswa kepada guru
matematika (Hoes) diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi yang
signifikan antara penggunaan model pembelajaran dan kategori persepsi
siswa kepada guru matematika. Karena Hoes diterima, maka perbandingan
antara persepsi siswa dengan kategori tinggi, persepsi siswa dengan
kategori sedang dan persepsi siswa dengan kategori rendah mengikuti
perbandingan marginalnya.
I IrembahasanPenelitian
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dan uji lanjut pasca anava maka dapat
dijelaskan ke-tiga hipotesis sebagai berikut:
a. Perbedaan prestasi matematika siswa dengan pembelajaran model STAD
bermedia CD trnteraktif dan model STAD.
Dari hasil uji hipotesis didapatkan Hsa diterima. Hal ini berarti bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran STAD dengan
media cD interaktif dan STAD terhadap prestasi belajar. Kejadian ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya siswa belurn terbiasa dengan
kegiatan diskusi dalam pembelajaran karena guru cenderung ceramah, maka
perlu ada solusi strategis untuk mengatasi masalah ini misalnya guru secara
bertahap merancang kegiatan diskusi karena dengan kegiatan diskusi dapat
melatih siswa untuk memiliki sikap saling menghargai. Disisi lain, faktor
kondisi sosial ekonomi siswa yang bcltrrn memiliki komputer dirumah
masing-masing juga menghamabat clclitifitas penggunaan cD interaktif
(dalam bentuk power point). Oleh kilrcnir itu kedepan perlu dipertimbangkan
penggunaan media yang dapat tlil'.rfirilkan oleh siswa tanpa harus
menggunakan komPuter.
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS Model 7 266,4 I29;O l2g,O
Persepsi 2 5246t6 S2SStL 2627,s
Model
Persepsi 2 35t6 35,6 1,1 ,g
Error 10 3933, B 3933, B S6t2
Total '7 5 9482 | 4
F
2t30
46176
for Testl
P
0,134
0,000
0,32 0,730
Dari hasil rangkuman analisis varian tersebut menunjukkan bahwa:
l. Efek faktor model pembelajaran srAD dengan media cD interaktif dan
srAD terhadap variabel terikat (prestasi belajar siswa) FIoa diterima. Har
ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran STAD dengan media cD interaktif dan STAD terhadap
prestasi belajar.
2. Efek faktor persepsi terhadap variabel terikat (prcstasi berajar siswa) Heg
ditolak. Hal ini berarli terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat
persepsi siswa dengan kategori tinggi, sedang darr rcrrdah terhadap prestasi
,l 208
209
l' r', rrrt rr;r;rrr r)r(':irir:ii nlatcmatika siswaditinjau dari kategori persepsi siswa.
ll;r:;il ;rrr;rrisis uji hipotesis dan uji lanjut pasca anava menunjukkan barrwa
rt:r'tl:rpat pcrbedaan prestasi berajar siswa antara siswa yang mempunynl
kategori persepsi tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji lanjut pasca anav*r
menunjukkan bahwa prestasi matematika siswa yang memiriki persepsi tinggi
lebih baik daripada prestasi matematika siswa yang memiriki persepsi sedarg
dan rendah, serta prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi sedarrg,
lebih baik daripada prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi rendalr.
Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat oreh peneliti.
c' Perbedaan prestasi belajar siswa dari masing-masing model pembelajara'
ditinjau dari kategori persepsi siswa dan perbedaan prestasi belajar
matematika dari masing-masing kategori persepsi siswa pada masing-masing
model pembelajaran.
Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa H6as diterima, hal ini berarti
tidak terdapat interaksi yang signifikan antara penggunaan moder
pembelajaran dan kategori persepsi siswa kepada guru matematika. Karena
Hom diterima, maka perbandingan antara persepsi siswa dengan kategori
tinggi, persepsi siswa dengan kategori sedang dan persepsi siswa dengan
kategori rendah mengikuti perbandingan marginalnya. Artinya jika secara
marginal/umum siswa yang memiriki kategori persepsi tinggi prestasi
belajarnya lebih baik dari siswa yang memiliki kategori persepsi sedang, maka
kalau ditinjau dari masing-masing moder pemberajaran juga berraku
kesimpulan bahwa siswa yang memiriki kategori persepsi tinggi prestasi
belajarnya lebih baik dari siswa yang memiriki kategori persepsi sedang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sorla dari teori sebagai pendukung,
maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan scblgai lrcrikut :
l. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran STAD dengan
media CD interaktif dan STAD terhadap prestasi belajar. Kejadian ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor misalnya siswa belum terbiasa dengan kegiatan diskusi dalam
pembelajaran karena guru cenderung ceramah. Disisi lain, faktor kondisi siswa
yang belum memiliki komputer dirumah masing-masing juga menghamabat
efektifitas penggunaan CD interaktif (dalam bentuk power point).
.1. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa yang mempunyai kategori
persepsi tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji lanjut pasca anava menunjukkan
bahwa prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi tinggi lebih baik daripada
prestasi matematika siswa yang memiliki persepsi sedang dan rendah, serta prestasi
matematika siswa yang memiliki persepsi sedang lebih baik daripada prestasi
matematika siswa yang memiliki persepsi rendah.
3. Terdapat interaksi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran dan
kategori persepsi siswa kepada guru matematika. Artinya jika secara
marginal/umum siswa yang memiliki kategori persepsi tinggi prestasi belajarnya
lebih baik dari siswa yang memiliki kategori persepsi sedang, maka kalau ditinjau
dari masing-masing model pembelajaran juga berlaku kesimpulan bahwa siswa
yang memiliki kategori persepsi tinggi prestasi belajamya lebih baik dari siswa
yang memiliki kategori persepsi sedang.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekntan Praktis. Jakarta :
Rineka Cipta.
1998. Edisi Revisi Prosedur Penelitian suatu Penelitian Praktek Jakarta :
Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2006. Media PembelaiaraLr. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.
Artzt, A.F., Newman, c.M. 1990. Cooperaliva Le.arning. Mathematics Teacher, 83
(6):448-452.
Iludiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian Iili.si Kc-2. Surakarta : UNS Press.
.l
210
211
Crowlay, Mary L. 1989. The Van Hiele Model of The Development of Geomaftic
Thought.In Mary Montgomery Linguist & Albert P. Shulte (Eds.), Learning
and Teaching Geometry, K-12, pp 6-13. NCTM, Reston.
Dwijanto. 2007. Pengaruh Pembelajqran Berbasis Masalah Berbqntuan Kompuler
Terhadap Pencapaian Kemarnpuan Penrccahan Masalah Dan Berpikir
Kr e at if Mat e mat ik Mah as i sw a. D i s er t asi. Bandun g.
Eggen, P.D & Kauchak, P. P. 1996. Strategies forTeacher: Teaching Content and
Thinking Skill. Boston: Allyn & Bacon.
Hudoyo, Herman. 1990. Srategi Mengajar Belaiar Matematika. Surabaya : IKIP
Malang.
Irwanto et.oll.1996. Psikologi lJmum. Jakarta : Gramedia Pustaka utama.
Krismanto. 2004. Matematika.Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta: Depdiknas.
Lie, A. 2004. Cooperative Learning Memprahikkan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelos. Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia:
Mahmud, Dimyati. 1997. Psikotogi Pendidikan Suatw Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: BPFE.
Marpaung, Y. 2006. Pembelaiaran Matematika dengan Model PMN. Makalah.
Semarang.
Schramm, w. 1984. Media Besar Media Kecil. semarang: IKIP Semarang Press.
Slameto. 2003. Belaiar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Iakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, S.E. 1995. Cooperative Learning, second edition. Massachusets: Allyn &
Bacon.
Soedjadi. 1995. Pendidikan, Penalaran, Konstruklittilas, Kreativitos, sajian dalant
Pembelajaran Matematika. Makalah seminar Nasional Pendidikan
Matematika. IKIP SurabaYa.
Soedjoko, E. 1999. Penelusuran Tingkat Perkemhcmgan Berpikir Model van Hiele
Pada Siswa SD Kelas III, IV, dan I/ tlolunr Belaiar Geometri' Tesis'
Semarang.
2t2
Soejono. 1989. Diagnosis Kesulitan Belajar dan ?engajaran Remidial Motemafika.
Jakarta: P2LPTK.
Soleh, M. 1998. Pokok-Pokok Pengajaran Matemafika Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, N. 2003. Teknologi P;engajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suherman, E & Winataputra, U S. 2003. Stategi Belaiar Mengaiar Matemotika.
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Depdikbud'
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
I-im Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belaim. Semarang: IKIP
SEMARANG PRESS.
Walgito, Bimo. 1992. Pengantar Psikologi (Jmum. Yogyakarta: Andi.
213

Tidak ada komentar:

Posting Komentar